KISAH SI TIKUS DAN ILMUWAN
Ada Seorang ilmuwan tengah menguji
potensi dan kekuatan seekor tikus putih. Setiap pagi ia mengeluarkan
seekor tikus putih pilihan dari kandang lalu memasukkannya ke dalam
suatu mesin kaca yang penuh dengan air. Ilmuwan itu memperhatikan bagaimana tikus itu berjuang untuk dapat tetap hidup.
Apabila tikus itu kelihatan sudah kehilangan tenaga dan mulai tenggelam ke dasar air, maka ia segera memberikan tangan
kanannya lalu mengangkat tikus itu. Ia selalu mencatat secara lengkap
dengan semua perkembangan selama satu minggu. Dari catatan tersebut
diketahui bahwa kekuatan dan ketahanan tikus di dalam air meningkat dari
hari ke hari.
Pada hari ke delapan, ia kembali menguji coba kekuatan dan ketahanan tikus. Tetapi belum lama berselang ia mendengar
telpon genggamnya berdering. Ia berbincang cukup lama dengan seseorang
di seberang telpon yang tak lain adalah pacarnya sendiri. Sedangkan
tikus yang tengah berjuang di dalam air sengaja tidak berupaya lebih
keras karena mengira sang ilmuwan pasti menolongnya. Akan tetapi nahas,
saat itu si tikus benar-benar mati tenggelam karena ilmuwan tersebut
terlalu asyik berbincang dengan pacarnya.
Lalu siapakah yang membunuh tikus itu? Apakah si ilmuwan atau si tikus sendiri?
dan Jawabnya adalah pikiran tikus itu sendiri.
Secara ilmiah berdasarkan catatan perkembangan ketahanan dan kemampuan
si tikus, ilmuwan itu menilai seharusnya tikus itu mampu bertahan lebih
lama. Tetapi karena tikus itu terlanjur hanya mengharapkan bantuan yang
tak kunjung datang,
maka ia pun mati dengan pemikiran dan perasaannya sendiri.
Pesan :
Si tikus mati tenggelam bukan karena ia tidak mampu berenang. Telah
disebutkan bahwasanya kemampuan dan ketahanan tikus sudah cukup baik
bahkan meningkat dari hari ke hari. Persoalannya adalah ia tidak
bersedia memperjuangkan hidupnya itu dan hanya mengandalkan bantuan
orang lain yaitu sang ilmuwan.
Kisah tersebut menginspirasikan,
kita semua bahwa setiap tingkat kemajuan atau keberhasilan seseorang
selalu didahului dengan tantangan. Bila kita sudah dapat menaklukkan
tantangan tersebut, Maka dengan sendirinya kekuatan dan prestasi kita
setingkat lebih maju. Sehingga keberhasilan kita terletak pada seberapa
besar kemauan kita untuk menaklukkan tantangan
tersebut, karena pada
dasarnya Tuhan Yang Maha Esa pasti sudah memberi kita dua tangan agar
kita bisa membantu diri kita sendiri. Tak ubahnya bila kita ingin
sukses, maka kita harus bersedia memperbaiki diri dan gigih berusaha.
****
Untuk itulah sesekali tinggalkan hal yang tidak penting untuk
menyelamatkan hal yang penting termasuk tidak mengangkat telpon sang
pacar bahkan ngobrol basa-basi yang tak berujung hingga membuang pulsa
dengan percuma dan segeralah untuk menyelamatkan hidup si tikus, biar
dia tidak jadi mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar